Stress selama kehamilan berkaitan dengan risiko epilepsi pada anak
Stress selama kehamilan adalah masalah yang sering dihadapi oleh banyak wanita. Stress dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa stress selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko epilepsi pada anak.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Epilepsia ini melibatkan lebih dari 1,4 juta anak di Swedia yang lahir antara tahun 1987 dan 2014. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami stress selama kehamilan memiliki risiko 27% lebih tinggi untuk mengembangkan epilepsi dibandingkan dengan anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak mengalami stress.
Stress selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah keuangan, masalah dalam hubungan, atau masalah kesehatan ibu. Stress dapat menyebabkan perubahan hormonal dan fisik dalam tubuh ibu, yang dapat memengaruhi perkembangan otak janin.
Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang yang berulang. Penyebab pasti epilepsi belum diketahui, namun faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam perkembangannya. Temuan ini menunjukkan bahwa stress selama kehamilan juga dapat menjadi faktor risiko untuk epilepsi pada anak.
Untuk itu, penting bagi para ibu hamil untuk mengelola stress dengan baik selama kehamilan. Berbagai teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau terapi psikologis, dapat membantu mengurangi tingkat stress. Selain itu, penting juga untuk mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan tenaga medis selama kehamilan.
Dengan mengelola stress selama kehamilan dengan baik, kita dapat membantu mengurangi risiko epilepsi pada anak. Kesehatan ibu dan janin harus selalu menjadi prioritas utama selama masa kehamilan, untuk memastikan kelahiran anak yang sehat dan berkualitas.